Dosen IAIN Pontianak Raih Hak Cipta Penelitian Inovatif tentang Pembelajaran IPA di SDN 10 Sungai Kakap

Pontianak, 19 Juni 2025 – Prestasi akademik kembali diraih oleh dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak). Saumi Setyaningrum, M.Si (NIP. 197711232003122002), dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), berhasil memperoleh Hak Cipta atas karya ilmiahnya yang berjudul:

“Perbandingan Prestasi Belajar Peserta Didik Materi Mengapa Bentuk Permukaan Bumi Berubah-ubah Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas di Kelas V SDN 10 Sungai Kakap Tahun Pelajaran 2024/2025.” Karya penelitian ini resmi tercatat di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor Permohonan EC002025072756 pada 22 Juni 2025, serta Nomor Pencatatan 000913017. Adapun karya tersebut pertama kali diumumkan di dalam maupun luar negeri pada 19 Juni 2025 di Pontianak.

Penelitian yang dilakukan Saumi Setyaningrum menyoroti pentingnya penggunaan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya materi “Mengapa Bentuk Permukaan Bumi Berubah-ubah.” Materi ini mengajarkan siswa tentang dinamika alam seperti erosi, pelapukan, gempa bumi, letusan gunung berapi, serta faktor-faktor alam lain yang menyebabkan perubahan bentuk permukaan bumi.

Dalam model inkuiri terbimbing, guru berperan aktif mengarahkan peserta didik melalui langkah-langkah sistematis sehingga mereka mampu menemukan konsep dasar mengenai perubahan permukaan bumi. Sedangkan inkuiri bebas memberi ruang bagi siswa untuk merancang percobaan, melakukan eksplorasi, serta menyimpulkan fenomena dengan lebih mandiri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model ini memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Model inkuiri terbimbing terbukti efektif dalam memberikan pemahaman yang runtut mengenai proses perubahan alam, sementara model inkuiri bebas mendorong kemandirian, kreativitas, serta keterampilan berpikir kritis.

Dalam pernyataannya, Saumi Setyaningrum menegaskan bahwa pembelajaran IPA tidak boleh hanya berhenti pada teori, melainkan harus mengajarkan cara berpikir ilmiah. “Melalui inkuiri, siswa belajar untuk bertanya, mengamati, menguji, dan menyimpulkan. Dengan begitu, mereka memahami bukan hanya apa yang terjadi pada permukaan bumi, tetapi juga mengapa dan bagaimana proses itu berlangsung,” ujarnya.

Pihak FTIK IAIN Pontianak menyambut dengan bangga capaian ini sebagai bukti nyata komitmen dosen dalam mengembangkan penelitian berbasis kelas. Hak cipta tersebut tidak hanya menjadi pengakuan hukum atas karya ilmiah, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata dalam memperkaya strategi pembelajaran di sekolah dasar.

“HKI ini semakin memperkuat reputasi akademik kampus, sekaligus menjadi inspirasi bagi dosen lain untuk terus berinovasi. Penelitian seperti ini tidak hanya penting secara akademis, tetapi juga relevan bagi dunia pendidikan dasar, karena langsung menyentuh proses belajar siswa,” ungkap salah satu pimpinan fakultas.

Dengan diperolehnya Hak Cipta resmi dari Kemenkumham RI, karya ilmiah ini mendapatkan perlindungan hukum serta diakui sebagai bagian dari kontribusi akademik nasional. Prestasi ini semakin menegaskan kiprah Saumi Setyaningrum, M.Si sebagai dosen IAIN Pontianak yang konsisten berinovasi dalam menciptakan model pembelajaran yang adaptif, kreatif, dan selaras dengan kebutuhan pendidikan abad 21.