Dosen IAIN Pontianak Raih Hak Cipta Penelitian Pembelajaran IPA dengan Model Inkuiri di SDN 19 Pontianak Utara

Pontianak, 16 Juni 2025 – Dunia akademik kembali mencatat prestasi membanggakan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Saumi Setyaningrum, M.Si (NIP. 197711232003122002), dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), berhasil memperoleh Hak Cipta atas karya ilmiahnya yang berjudul “Perbandingan Prestasi Belajar Peserta Didik Materi Ada dan Untuk Apa Magnet Diciptakan Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas di Kelas V SDN 19 Pontianak Utara Tahun Pelajaran 2024/2025.”

Hak cipta ini telah didaftarkan dengan Nomor Permohonan EC002025070080 pada 18 Juni 2025, serta tercatat resmi dengan Nomor Pencatatan 000910341. Karya tersebut pertama kali diumumkan di wilayah Indonesia maupun luar negeri pada 16 Juni 2025 di Pontianak, dengan penerbitan yang disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI).

Penelitian ini mengkaji efektivitas penerapan model inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas dalam proses pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khususnya materi “Ada dan Untuk Apa Magnet Diciptakan.” Materi ini dianggap penting karena berkaitan erat dengan pemahaman peserta didik terhadap konsep gaya, energi, serta penerapan magnet dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui model inkuiri terbimbing, guru berperan aktif dalam memberikan arahan, pertanyaan kunci, dan langkah-langkah eksplorasi sehingga siswa dapat menemukan konsep dasar tentang magnet secara sistematis. Sedangkan model inkuiri bebas memberi kesempatan kepada peserta didik untuk lebih mandiri dalam merancang percobaan, menemukan fakta, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang mereka amati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model pembelajaran ini memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Inkuiri terbimbing efektif dalam menanamkan pemahaman konseptual, sedangkan inkuiri bebas menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Kombinasi keduanya dapat menjadi alternatif strategi pembelajaran IPA yang inovatif, sesuai dengan tuntutan Kurikulum Merdeka yang menekankan kemandirian belajar.

Dalam keterangannya, Saumi Setyaningrum menegaskan pentingnya pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA. “Pembelajaran tentang magnet tidak hanya mengajarkan konsep fisika, tetapi juga melatih keterampilan proses sains. Anak-anak belajar mengamati, bertanya, menguji, dan menyimpulkan. Dengan model inkuiri, mereka tidak hanya memahami apa itu magnet, tetapi juga mengapa dan bagaimana magnet digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Pihak FTIK IAIN Pontianak menyambut baik capaian tersebut sebagai wujud komitmen dosen dalam pengembangan penelitian berbasis kelas. Prestasi ini diharapkan memperkuat budaya akademik sekaligus menjadi inspirasi bagi dosen dan mahasiswa. “HKI ini merupakan bukti nyata kontribusi dosen dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Selain memperkaya khasanah keilmuan, karya seperti ini juga bermanfaat langsung bagi dunia pendidikan dasar,” ujar salah satu pimpinan fakultas.

Dengan pengakuan resmi dari Kemenkumham RI, karya penelitian ini memperoleh perlindungan hukum yang sah. Capaian tersebut juga menambah daftar panjang prestasi akademik Saumi Setyaningrum, M.Si, sekaligus menegaskan peran penting dosen IAIN Pontianak dalam mendorong kualitas pendidikan yang lebih kreatif, inovatif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.